Kamis, 29 Januari 2015

Surat Dari Murid

Berikut ini sepucuk surat dari seorang murid kepada syaikhnya. Ia mengadukan kekerasan hatinya. "Tuan dan guruku, Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barokatuh, waba'du .. Guru, pernahkan Tuan tahu tentang seseorang yang tidak punya hati? Memang, hati -sebuah susunan urat dari daging merah yang menjadi pusat keluar-masuknya darah- sudah barang tentu semua orang memilikinya, sebagai bukti dia hidup. Sedangkan jika emosi yang hangat, indera yang peka, dan persaan yang hidup maka sangat disayangkan (belum tentu dimiliki semua orang). Ia mengerti secara detail hal-hal baik namun dengan pandangan yang dangkal. Ia paham hal-hal buruk, namun dengan sekilas pandang. Ia baca akhlak seorang tokoh dan wajahnya nampak begitu membenarkan. Ia menuturkannya sebagai seuah simbol dan tanda. Namun meski semua itu, ia tidak memiliki hati!! Ia bertemu teman lamanya setelah sekian lama berpisah, ia jabat tangannya dengan kuat bahkan memeluknya, namun hatinya kaku tidak tergetar. Dia beretorika di depan khalayak ramai, menyeru mereka untuk ini dan itu, seraya mengeluarkan dalil-dalil kuat, namun hatinya keras, tidak bergetar. Ia menerima berita gembira dengan senyum. Menerima berita sedih dengan mengernyitkan dahi. namunkegembiraan dan kesedihannya sebatas tindakan otomatis, sedang hatinya diam tidak goncang. Ia berdiri sholat, ia himpun semua konsentrasinya, ia baca Al-Quran Al-Karim dengan penuh perhatian, ia melalukan shalat dan membaca Al-Quran denga nada suara yang mereka katakan penuh sedih dan khusyu', namun ia rasakan hatinya tuli, tidak khusyu', meskipun ia paham. Ini adalah kenyataan yang benar-benar terjadi, saya tidak menambahi atau mengurangi. Apakah Tuan punya keberanian untuk mengatakan bahwa hati orang itu sama dengan hati-hati yang lain?? Saya telah diberi akal. namun saya telah merampas hati. Selama saya merasakan pikiranku, maka keberadaanya menyala-nyala, hidup dan semain kokoh. Saya berusaha untuk menwujudkannya hal itu pada hatiku (namun sayang tidak bisa). Inilah berita tentang seorang yang tidak punya hati Guru, bisakah Tuan hidupkan hatiku, sehingga ia mengimani apa yang dikatakan oleh lisan, indera, dan perasaan dengan penuh getar. Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh." 000 Sang guru pin menjawab surat itu: Wa'alaikum as-salam wa rahmatullah wa barakatuh. Saya telah baca suratmu. Saya begitu terbawa oleh kebenaran tutur katamu, kehebatan keberanianmu, ketinggian kesadaranmu, dan hidup hatimu. Anakku, engkau bukanlah orang yang berhati mati, sebagaimana engkau anggap. Engkau hanya seorang pemuda yang halus indera, jernih jiwa, dan lembut perasaaan. Seandainya tidak begitu, maka engkau tidak menuduh dirimu dan mengingkari persaanmu demikian. Jauh keinginan dan tinggi tujuanmu, membuat engkau mengecilkan derajatmu yang besar. Engkau ingin keberadaanmu lebih dari itu. Hal seperti itu tidak apa-apa. Memang sudah seharusnya begitu. Akan kubimbing apa yang engkau rasakan. Akan kusertai perjalananmu. Akan kuberikan beberapa nasihat untukmu. JIka nasihat ini bermanfaat untuk mu dan engkau lihat dengan mengamalkannya akan menyirami hasratmu dan menyembuhkan sakitmu, maka alhamdulillah atas taufik-Nya. Dan jika tidak seperti itu, dengan sengan hati, saya mau bertemu denganmu, untuk sama-sama mendiagnosa penyakitmu dan mbemberimu obat (yang pas). Bertemanlah dengan orang yang khusyu' dan merenung. Mulazamah (selalu menyertai) orang yang banyak berpikir dan menghindarkan kesenagan dunia, orang yang diselimuti dengan hikmah, orang yang wajahnya memancarkan nur, dan hatinya dihiasi dengan makrifah -sunguh betapa sangat jarangnya mereka- adalah obat yang manjur. Maka bersungguh-sungguhlah agar engkau mempunyai teman seperti itu untuk mulazamah dengan mereka. Berlabuhlah kepadanya, jiwa anda selalu kontak dengan jiwa mereka. Habiskan kebanyak waktu kosongmu dengan mereka. Tapi, hati-hatilah dengan tukang sandiwara. Pilihlah orang yang bisa membangkitkan keadaanmu, orang yang bisa menunjukan kebaikan. Orang yang jika melihatnya, Anda mengingat Allah. Pikir dan zikrilah pada waktu akhir malam dan sepi, munajat dan merenunglah akan jagat raya yang indah dan ajaib, menatap keindahan dan keagunan Allah, meniti hati dan lisan dengan dampak ciptaan Allah yang memukau dan hikmah yang tinggi. Semua itu, wahai saudaraku, bisa menambah kehidupan di dalam hati, menyinari jiwa anda dengan iman dan yakin. إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَا بِ "sessungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal." (Ali Imran:190) Kemudian pikirkan masyarakat manusia ini, tengoklah berbagai bentuk kesedihan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Tengoklah orang sakit di atas ranjang-ranjang mereka, berempati dengan orang-orang susah dalam bencana mereka. Ketahuilah sebab-sebab kejiwaan dai penderitaan manusia itu, baik berupa kejumudan, kakafiran, kedzaliman, permusuhan, kecongkakan, keegoisan, terpedaya dengan hal-hal fana. Semua itu adalah pemukul bagi simpul-simpul hati-pukulan yang bisa mengumpulkan simpul-simpul hati yang terberai dan menghidupkan simpul-simpul yang telah mati. Bersungguh-sungguhlah agar keberadaanmu menjadi pelipur lara bagi orang-orang yang susah, penolong bagi orang yang terkena musibah. Tiada hal yang berpengaruh mendalam bagi perasaan daripada berbuat baik keapda orang yang butuh, menolong orang yang berduka cita atau ikut merasakan derita orang yang sedih! Saudaraku, hati ada di tangan Allah semata. Dia mengaturnya sesuai kehendak-Nya. Maka berdoalah sungguh-sungguh kepada Allah, agar Dia limpahkan kehidupan kepada hatimu, melapangkan hatimu dengan iman, meilmpahkan kepadamu : Keyakinan, karunia, dan nikmat. Pilihlah waktu-waktu mustajab dan pada jam-jam akhir malam untuk berdo'a. Doa akhir malam adalah ibarat panah yang menembus, tidak terhenti di bawah atap. Tidak diragukan, jika Anda ikhlas dalam tujujan, maka andapun akan bersungguh sungguh dalam doa. " وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (QS: Al-Maidah Ayat: 27)

Sabtu, 13 Desember 2014

Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Chapter 3 Hubungan Ekonomi Internasional 1.Seperti halnya hubungan politik, militer, kebudayaan, perdagangan dsb. 2. Bagi Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dimana Indonesia dengan kondisi perekonomian terbuka memungkinkan hubungan ekonomi dengan luar Negeri. Hubungan tersebut dapat besifat bilateral ataupun Multilateral. 3. Hubungan ekonomi Internasional ini tentu saja dapat mempengaruhi kinerja perekonomian Nasional. Hubungan tersebut menyangkut transaksi barang dan jasa, modal, moneter, alat-alat pembayaran internasional dsb. Sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian dalam negeri. 4. seluruh kegiatan hubungan ekonomi internasional ini dan hubungannya dengan kondisi perekonomian dalam negeri tercatat dalam “ Balance of Payment” ( Neraca Pembayaran). Dengan cara pembukuan tertentu dan berorientasi kepada cara yang ditetapkan oleh IMF ( Internasional Monetary Fund ). 5. Dengan Kata lain melalui NeracaPembayaran dapat dianalisis hal-hal yang menyangkut eksport/import, transaksi jasa, nilai tukar, utang dan kewajiban melunasinya, deficit transaksi berjalan, cadangan devisa, Rasio perdaganang internasional serta kaitanya dengan DSR ( Debt Service Right ). 6. Oleh karena itu indicator Neraca Pembayaran dapat menilai bagaimana kinerja perekonomian nasional baik di segi produksi nasional , anggaran pemerintah, moneter dan alat-alat pembayaran internasional. NERACA PEMBAYARAN (Balance of Payment) Merupakan suatu daftar yang menjadi ikhtisar yang sistematis dari semua transaksi-transaksi ekonomi dengan luar Negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dalam betnuk satuan moneter baik rupiah maupun dalam dolar. Setiap transaksi yang menambah devisa Negara akan dicatat dalam Neraca Pembayaran dengan tanda positif dan setiap transaksi yang mengurangi devisa Negara dicatat dengan tanda Negatif. Isi dari Neraca Pembayaran terdiri dari : Neraca Perdagangan Internasional yang memuat dkspor dan import baik barang migas maupun barang nonmigas. Neraca Jasa memuat transaksi jasa dari barang migas maupun nonmigas. Transaksi berjalan memuat jumlah antara Neraca Perdagangan Internasional dan Neraca Jasa jika surplus bertanda Positif dan jika deficit bertanda Negatif. Biasanya untuk mengatasi apabila terjadi defisit maka untuk menutupi deficit ini kdang-kadang dipergunakan (SDR) / Special Drawing Right atau Hak Istimewa Khusus bagi Negara-negar anggota bank dunia untuk menarik sejumlah dolar dari bank dunia atau bank pembangunan Asia maupun dari IMF. Untuk menutupi defsit tadi antara neraca perdagangan Internasional dengan neraca Jasa. Neraca Lalu Lintas Modal Memuat lalu lintas modal Pemerintahan Netto ( selisih antara pinjaman dan pelunasan utang pokok ), lalu lintas modal swasta Netto atau lalu lintas modal lainnya selisih antara penerimaan modal asing (PMA) dengan pembayaran oleh BUMN. Selisih yang belum diperhitungkan ( Error and Emission) Neraca Lalu Lintas moneter yang memuat perubahan cadangan devisa ( konvertibel Money), emas, portofolio kekayaan Negara. Neraca : Dengan catatan tanda (+) berarti cadangan devisa berkurang dan tanda (-) berarti cadangan devisa bertambah. Format Neraca Pembayaran Indonesia tahun x (dalam Rp & $ ) Barang dan Jasa Eksport (FOB) 22.885 milyar Import (FOB) (14.242 milyar) Surplus Neraca perdagangan 8.643 milyar Jasa-jasa (6.512 milyar ) Transaksi berjalan 2.131 milyar ) SDR ( Special Drawing Right ) 62 milyar Pemasukan Modal Pemeritah 2.684 milyar Lalu Lintas Modal Lainnya Netto ( 361 milyar ) Pembayaran Utang Pokok (615 milyar ) Jumlah 1 s/d 5 3.901 milyar Selisih Yang Belum Diperhitungkan (1.165 milyar ) Lalu Lintas Moneter (2.736 milyar ) Catatan : 3 & 5 merupakan lalu Lintas modal Pemerintah Netto. 4 merupakan Lalu Lintas Modal Swasta Netto 3, 4,dan 5 merupakan Lalu Lintas Modal 8 merupakan penyeimbang agar 6 & 7 selisihnya sama dengan 0 RASIO PERDAGANGAN INTERNASIONAL Menunjukan angka apakah Neraca Perdagangan lebih banyak didiminasi oleh ekspor/impor, dengan demikian koefisien angkanya berkisar antara 1 s/d -1 apabila positif > 0 didominasi oleh ekspor. Besarnya variable yang dibandingkan adalah komoditi primer dan komoditi industry tetapi dapat juga antara komoditi migas dan komoditi nonmigas. Rumus Rasio Perdagangan Internasional : RPI =(X-M)/(X+M) EFEK NILAI TUKAR PERDAGANGAN LUAR NEGERI Salah satu pengaruh kuat terhadap perekonimian dalam negeri adalah apa yang disebut Indikator Efek nilai tukar perdagangan luar Negeri yang dalam proses selanjutnya mempengaruhi Nilai Pendapatan Produk Bruto ( GDY ) sebagai derivasi (turunan) dari (PDB). Efek Nilai Tukar Perdaganan Luar Negeri dapat dihitung melalui proses Indeks Nilai Tukar antara harga barang eksort dan barang import ( indeks harga perdagagangan besar ). Harga ekspor dan impor terutama harga import akan mempengaruhi “Term Of Trade” (nilai tukar). Yang selanjutnya akan mempengaruhi kemampuan suatu Negara untuk mengimport berdasarkan nilai ekpor. Efek Nilai Tukar Perdangan Luar Negeri, diperoleh dengan menyelesihkan antara kapasitas import dengan nilai eksport, yang selanjutnya mempengaruhi nilai GDY. Dengan perkataan lain, turunnya harga ekport akan berpengaruh juga terhadap Nilai PDB melalui proses Term Of Trade dan Efek Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri. Dampak perdagangan Luar Negeri terhadap GDy sebagai defivasi PDB. Proses perhitungannya dapat dijelaskan sbb : Langkah-langkah Proses perhitungan pengaruh Perdagangan Luar Negeri terhadap GDy Menentukan Indeks Harga ekspor (PX) dan indeks harga Import (PM). Biasanya telah tersedia pada BPS. Dengan menggolongkannya kedalam indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), sedangkan harga-harga dalam Negeri digolongkan IHK. PX = XB/KM X 100% PM = MB/MK X 100 % Menentukan Indeks Nilai Tukar ( Term Of Trade ) antara harga eksport dan harga import. TT = PX/PM X 100% Menentukan nilai Kapasitas Impor yaitu kemampuan mengimpor barang / jasa dari luar negeri berdasarkan Nilai Eksport. Cn = XB/PM X 100% Atau : Cn = Xk/100 X TT Menentukan Nilai Efek dari Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri. Ent = Cn – Xk Menentukan GDy GDy = PDB – Ent Contoh soal : Eksport – Import menurut harga berlaku dan Konstan Tahun 1983 dalam rupiah NO URAIAN Tahun 1982 Tahun 1985 1 Ekspor Harga Berlaku 15.103 21.677 2 Ekspor Harga Konstan 1983 19.000 18.915 3 Impor Harga Berlaku 15.186 19.837 4 Impor Harga Konstan 1983 20.323 16.996 5 PDB Harga Konstan 1983 71.275 79.911 Berdasarkan angka-angka pada table diatas maka dapat dihitung Pengaruh Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : Jawab : Menentukan Indeks Harga ekspor (PX) dan indeks harga Import (PM) PX = XB/KM X 100% PM = MB/MK X 100 % 1982 = (15.186)/(20.323) x 100% = 74.7 % 1985 = (19.837)/(16.996) x 100% = 116,7% Menentukan Indeks Nilai Tukar ( Term Of Trade ) antara harga eksport dan harga import. TT = PX/PM X 100% 1982 = (79,5)/(74,7) x 100% = 106.4 % 1985 = (114,6)/(116,7) x 100% = 98,2% Menentukan nilai Kapasitas Impor yaitu kemampuan mengimpor barang / jasa dari luar negeri berdasarkan Nilai Eksport. Cn = XB/PM X 100% 1982 = (15.103)/(74,7) x 100% = 20.218 1985 = (15.186)/(116,7) x 100% = 18.570 Menentukan Nilai Efek dari Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri. Ent = Cn – Xk 1982 = 20.218 – 19.000 = 1.218 1985 = 18.570 - 18.915 = - 345 Menentukan GDy GDy = PDB – Ent 1982 = 71.275 + 1.218 = 72.493 1985 = 79.911 + (-345) = 79.566 TABEL LANGKAH URAIAN TAHUN 1982 TAHUN 1985 1. a). memerlukan IHE (px) b). memerlukan IHM (pm) 79,5 74,7 114,6 116,7 2. Menghitung Term Of Trade (kurs) 106,4 98,2 3. Menghitung Kapasitas Import (Cn) kemampuan suatu Negara untuk mengekspor berdasarkan nilai ekspor. 20.218 18.570 4. Menghitung Efek Nilai tukar Perdagangan Luar Negeri 1.218 -345 5. Menentukan Nilai GDy atas dasar Harga konstan th. 1983 72.493 79.566 Kesimpulan : Harga ekpor yang relative rendah disbanding dengan harga Imort member dampak turunnya Term Of Trade (TT) yang pada akhirnya akan menurunkan GDy. DEBT SERVICE RATIO (DSR) Merupakan suatu indikator yang penting untuk kinerja Perekonomian Nasional karena DSR membandingkan nilai bunga + cicilan pokok utang Luar Negeri terhadap variable eksport bersih (netto) {eksport bruto – import migas }. Apabila DSR lebih besar dari 20% maka kinerja perekonomian nasional kurang baik. Rumus Untuk mencari DSR adalah = DT/Xnt Tetapi pada saat ini penentuan DSR itu lebih spesifik sehingga perhitungan DSR ada 4 cara : DSR pemerintah terhadap eksport bruto DSR Indonesia terhadap eksport Bruto DSR pemerintah terhadap eksport Netto DSR Indonesia terhadap Eksport Netto CADANGAN DEVISA Perubahan jumlah devisa yang dimiliki dapat diketahui dari neraca lalu lintas Moneter. Karena Neraca Lalu Lintas Moneter memuat perubahan cadangan devisa dengan catatan bila tanda (-) berarti cadangan devisa bertambah. Sebaliknya jika bertanda (+) cadangan devisa berkurang. Menurut BI cadangan devisa terdiri dari : Posisi Kredit IMF Netto Utang Jangka Pendek Netto Piutang Jangka pendek netto. Ketiga hal ini disebut cadangan devisa resmi. Dilain pihak sebenarnya cadangan devisa ini ada tersimpan di bank-bank devisa dan lembaga keuangan Non Bank, namun sulit diketahui jumlahnya. Oleh karena itu secara teknis cadangan devisa adalah keseluruhan portofolio kekayaan maupun kewajiban Luar Negeri suatu Negara. Cadangan devisa dapat berupa : Emas, Valuta Asing (convertible currency), dan alat-alat pembayaran Luar Negeri Lainnya. SDR merupakan suatu hak istimewa. Indicator devisa ditentukan dengan rumus sbb : KMt = Rvt/Mt Keterangan : KMt = kemampuan cadangan devisa untuk mendukung import suatu Negara dalam satuan waktu tertentu. Rvt = Nilai cadangan devisa dalam satuan waktu tertentu Mt = Nilai Import dalam satuan waktu tertentu.

Kamis, 26 Desember 2013

makalah hutang jangka panjang

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEWAJIBAN JANGKA PANJANG MAKALAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Nilai Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan OLEH: KEL. 3 MUHAMMAD RIDWAN 210 20 155 DWI SETYAWATI 210 20 037 NOVRIANTI F. KATILI 210 20 103 RINI SETYAWATI 210 20 260 JOIS P. PALUNSU 210 20 105 ENDANG SETIANINGSIH 210 20 054 YUNITA DINATRY 210 20 036 NANA ANGRIANA 210 20 132 NURHAYATI 210 20 004 JURUSAN AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PANCA BHAKTI PALU 2013 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji hanya milikNya. Tuhan semesta alam penguasa segala ilmu baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, Dia-lah yang maha mengetahui. Makalah ini terselesaikan karena taufikNya, kemudahanNya yang diberikan kepada kami, penulis. Dalam makalah ini kami mencoba menjabarkan jenis-jenis hutang jangka panjang, perlakuannya dan untuk akuntansinya. Pembahasannya lebih dominan pada Hutang obligasi, karena cakupan terluas untuk utang jangka panjang adalah hutang obligasi. Alternatif penggunaan hutang obligasi sebagai salah satu instrumen untuk mendapatkan modal bagi perusahaan baru maupun perusahaan yang telah beroperasi lama yang digunakan untuk pengembangan usaha. Banyak keuntungan-keuntungan baik dari sisi debitor maupun investor dalam hutang obligasi ini, walaupun ada juga kelemahannya. Makalah ini kami susun berdasarkan referensi, baik itu yang dari buku-buku teks maupun dari internet yang sesuai dengan topik. Saran, tambahan dan masukkan dari siapapun yang membaca makalah ini sangat kami harapkan untuk kesempurnaan. Selamat membaca, semoga bermanfaat. Palu, Desember 2013 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... iii a. Latar Belakang ................................................................................................ iii b. Tujuan…………………………………………………………………….....iv BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................ 1 II.1. Pengertian Hutang Jangka Panjang .................................................................... 1 II.2. Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang .................................................................... 3 1). Hutang Obligasi……………………………………………………..……..4 1).A. Klasifikasi Obligasi….………………………………………….6 1).B. Karakteristik Obligasi…………………………………………...8 1).C. Penetapan Nilai Utang Obligasi………………………………..10 1).D. Akuntansi Untuk Utang Obligasi……………………………...11 1).E. Masalah Tambahan Dalam Akuntansi untuk Obligasi……...…18 1).F. Sekuritas Hutang dengan Hak-hak Ekuitas…………………….19 1).G.Obligasi Kupon Nihil (Zero Coupon Bonds)…..….…………...22 1).H.Pelunasan Hutang……………………………………………....23 11). Wesel Jangka Panjang…………………………………………………..24 BAB III. PENUTUP III.I. Kesimpulan…………………………………………………………………...27 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..v LAMPIRAN………………………………………….……………………………...vi BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Pada awal tahun 1990- an adalah masa penurunan suku bungan dan malaise ekonomi. Pada masa itu, banyak perusahaan tergerak untuk mengambil keuntungan suku bungan yang lebih rendah dengan menerbitkan sekuritas hutang baru yang mencapai rekor. Pada pertengahan bulan November 1992, perusahaan AS telah menccapai rekor sebesar $747 milyar melalui penawaran saham dan obligari, yaitu $150 milyar lebih tinggi dari rekor untuk keseluruhan tahun 1991.1 Banyak perusahaan menggunakan hasilnya untuk melunasi hutang bersuku bunga lebih tinggi dan memperbaiki tingkat kredit mereka. Kemudian bagaimana perusahaan memperhitungkan kewajiban kontraktual untuk membayar kas beberapa tahun di masa datang ? sebagai contoh, pada tahun 1991, FCM Corporation menerbitkan obligasi yang tidak menydiakan pembayaran bunga terpisah tetapi hanya membayar jumlah tunggal sebesar $655 juta pada tahun 2011. Pertanyaan ini dan pertanyaan lainnya mengenai akuntansi hutang jangka penjang dibahas pada makalah ini. Prinsip-prinsip akuntansi untuk hutang jangka panjang dirancang untuk membantu pemakai laporan keuangan menilai resiko relatif dari posisi keuangan perusahaan. 1 “Many companies Sell Securities To Bolster Their Balance Sheet, “ The Wall Street Journal, 2 November 1992, hal. AI. b. Tujuan 1. Untuk memahami kewajiban jangka panjang dan bagaimana menilai hal itu untuk tujuan laporan keuangan. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis utang jangka panjang. 3. Mengetahui berbagai cara peluanasan utang jangka panjang. BAB II PEMBAHASAN II.1. Pengertian Hutang Jangka Panjang Hutang atau kewajiban jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 tahun) dihitung dari tanggal pembuatan neraca. Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang tidak memenuhi definisi kewajiban lancar. Hutang jangka panjang juga merupakan saran pembiayaan yang menarik bagi debitor. Kreditor tidak akan memperoleh hak suara istimewa dalam perusahaan debitor, dan perbitan hutang tidak menyebabkan dilusi kepemilikan. Modal hutang lebih mudah diperoleh daripada modal ekuitas bagi banyak perusahaan baru dan beresiko. Pembiayaan dengan hutang seringkali dapat memasok modal untuk kegiatan perluasan dan pengambilaliahan sementara penerbitan saham baru yang sulit diperoleh. Kemungkinan peningkatan laba dari perluasan ini bisa cukup menarik perusahaan yang biasanya menghindari hutang untuk menambah tingkat kewajiban. Perjanjian hutang seringkali membatasi operasi dan struktur keuangan peminjam guna mengurangi risiko tidak bisa membayar. Pembatasan ini mencakup pagu atas dividend an hutang masa datang, pemeliharaan tingkat laba dan likuiditas tertentu, serta pembentukan dana pelunasan yang mungkin tersedia untuk melunasi hutang. Dana pelunasan adalah dana kas yang dibatasi untuk tujuan khusus dan diklasifikasikan sebagai investasi. Hutang adalah investasi yang menarik bagi kreditor karena menyediakan pembayaran hutang yang dapat dilaksanakan secara sah, pengembalian pokok pada akhirnya, dan klaim lebhi dahulu atas aktiva pada likuidasi perusahaan. Tiga prinsip umum yang diikuti dalam pengukuran dan pencatatan sebagian besar kewajiban jangka panjang dan beban bunga adalah : 1. Kewajiban jangka panjang dicatat pada nilai wajar barang atu jasa yang diperoleh dengan mengadakan hutang. Suku bunga pasar adalah suku bunga implisit dalam transaksi itu dan menyamakan nilai sekarang dari pembayaran kas masa datang yang diperlukan dengan nilai wajar barqang dan jasa. 2. Beban bunga periodik didasarkan atas suku bunga pasar pada tanggal penerbiatan hutang, dan saldo kewajiban pada awal periode pelaporan. 3. Nilai buku hutang jangka panjang pada tanggal neraca adalah nilai sekarang dari semua pembayaran kas tersisa yang diperlukan, yang didiskontokan pada suku bunga pasar ketika diterbitkan. Suku bunga yang digunakan untuk tujuan ini tidak diubah selama jangka waktu hutang. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek. II.2. Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang Dalam praktiknya Hutang jangka panjang mempunyai beberapa jenis, tetapi pada umumnya hutang jangka panjang dapat digolongkan menjadi : 1. Hutang Hipotek adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan. Misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan. Pinjaman hipotek biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan megambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik. 2. Hutang Obligasi adalah sekuritas utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan lembaga pemerintah untuk menjamin sejumlah besar modal atas dasar jangka panjang. Obligasi merupakan janji formal perusahaan penerbit untuk membayar pokok dan bunga atas modal yang diinvestasikan berupa pengmbalian. 3. Wesel Jangka Panjang. Wesel merupakan suatu dokumen formal yang menetapkan syarat-syarat hutang. Wesel jangka panjang seringkali digunakan unuk akuisisi aktiva tertentu, sedangkan obligasi lebih tepat digunakan untuk menambah jumlah modal yang besar demi tujuan umum. Wesel biasanya mempunyai jatuh tempo yang lebih pendek dibandingkan obligasi dan tidak diperdagangkan pada bursa yang terorganisasi. Teknik nilai sekarang digunakan untuk menilai dan mengakui bunga wesel jangka panjang. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana, sebaliknya pinjaman obligasi mengandung berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada akuntansinya. Olehnya pembahasan dalam makalah ini akan dititik beratkan pada akuntansi untuk obligasi dan sekilas mengenai wesel jangka panjang. 1). HUTANG OBLIGASI Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfaat dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham. Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham. Obligasi memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan penerbit antara lain : - Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi manajemen. - Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham. - Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya. Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain : - Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba atau mengalami kerugian - Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusahaan. Perjanjian obligasi formal, atau surat hutang obligasi, merinci syarat obligasi dan hak serta kewajiban dari penerbit dan pemegang obligasi. Kontrak itu merinci penerbiatan, suku bunga dan tanggal pembayaran, tanggal jatuh tempo, dan hak istimewa konversi serta penarikan. Investor menerima setifikat obligasi, yang merupakan kewajiban kontraktual dari penerbit kepada investor I) A. Klasifikasi Obligasi Investor mempunyai berbagai macam tujuan, preferensi, dan kebijakan investasi. Sebagai akibatnya banyak jenis obligasi yang berbeda diterbitkan. Obligasi dapat diklasifikasikan menurut: 1. Entitas penerbit a. Obligasi industri : diterbitkan oleh perusahaan swasta yang mencari laba. b. Obligasi kotapraja : diterbitkan oleh lembaga pemerintah. 2. Jaminan. a. Obligasi yang dijamin: didukung oleh hak gadai atas aktiva tertentu; pemegang obligasi mempunyai klaim pertama atas hasil penjualan aktiva yang dijaminkan. b. Obligasi surat hutang: tidak dijamin; hanya didukung oleh kredit penerbit; apabila penerbit jatuh bangkrut, pemegang obligasi menjadi kreditor umum untuk pembagian penerbit.2 3. Tujuan penerbitan. a. Obligasi uang pembelian: diterbitkan untuk pembayaran penuh atau sebagian atas property. b. Obligasi pendanaan kembali: diterbitkan unuk menarik obligasi yang ada. 2 Junk bond adalah obligasi bersuku bunga tinggi, berisiko tinggi, dan tidak dijamin. Junk bond digunakan secara luas pada tahun 1980-an untuk membiayai laverage buyout c. Obligasi konsolidasi: diterbitkan untuk menggantikan beberapa terbitan yang ada. 4. Pembayaran bunga a. Obligasi biasa ( berjangka ): menyediakan bunga kas pada suku bunga ditetapkan. b. Obligasi laba: bunga bergantung pada laba penerbit. c. Obligasi terdaftar: membayar bunga hanya kepada orang yang namanya tercatat atau terdaftar pada obligasi. d. Obligasi pemegang: tidak terdaftar; bunga dan pokok dibayar kepada pemeganya, transfer tidak memerlukan pengesahan (endorsement). e. Obligasi kupon: membayar bunga setelah menerima kupon yang dipisahkan dari obligasi. 5. Jatuh Tempo. a. Obligasi biasa (berjangka): jatuh tempo pada satu tanggal yang telah ditetapkan b. Obligasi berseri/serial: jatuh tempo pada beberapa tanggal cicilan. c. Obligasi yang dapat ditarik: penerbit dapat menarik obligasi sebelum tanggal jatuh tempo. d. Obligasi yang dapat ditebus: pemegang obligasi dapat memaksakan penebusan lebih cepat. e. Obligasi konvertibel: pemegang obligasi dapat mengkonversi obligasi menjadi sekuritas ekuitas penerbit. I) B. Karakteristik Obligasi Harga obligasi dinyatakan sebagai persentase dari nilai nominal obligasi. Jadi, investor dapat membeli atau menjual obligasi PT. Astra Graphia Tbk. yang dinyatakan pada harga 113,84 sebesar Rp. 1.138.400. Begitu pula dengan obligasi yang dinyatakan pada harga 109 dapat dibeli atau dijual sebesar Rp. 1.090.000. Beberapa karakteristik obligasi mempengaruhi akuntansi untuk obligasi. Untuk menggambarkan, asumsikan bahwa pada akhir tahun 2010, PT. Astra Graphia Tbk. merencanakan untuk menerbitkan surat hutang (obligasi) $ 100.000 ,10%, tertanggal 1 Januari 2010. Setiap obligasi mempunya nilai nominal $ 1.000. Obligasi tersebut jatuh tempo per 31 Desember 2012 dan bunganya dibayar pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Lima karakteristik yang dirinci dalam surat obligasi tidak berubah: 1. Nilai nominal (jatuh tempo,pokok, nilai pari) obligasi adalah jumlah yang terhutang ketika obligasi jatuh tempo ($1.000 untuk PT. Astra Graphia Tbk. ) 2. Tanggal jatuh tempo adalah akhir masa dari obligasi dan tanggal jatuh tempo untuk nilai nominal (31 Desember 2012 untuk PT. Astra Graphia Tbk. ). Lamanya masa obligasi mencerminkan kebutuhan kas jangka panjang penerbit, tujuan untuk apa dana itu akan digunakan, dan kemampuan penerbit yang diharapkan untuk membayar pokok bunga. 3. Suku bunga ditetapkan (kupon, nominal, kotraktul) adalah suku bunga yang menentukan pembayaran bunga periodik (10% untuk PT. Astra Graphia Tbk.). Suku bunga ini biasanya ditetapkan mendekati suku bunga obligasi dari kelas resiko yang sama. 4. Tanggal pembayaran bunga adalah tanggal pembayaran bunga periodic yang jatuh tempo (30 Juni dan 31 Desember untuk PT. Astra Graphia Tbk.). Pembayaran bunga pada umumnya adalah semesteran, walaupun ada beberapa perusahaan kuartal. PT. Astra Graphia Tbk. membayar $50 pada tanggal tersebut unuk setiap obligasi (0,10 x $1.000) x ½ tanpa memperhatikan harga penerbitan atau suku bunga pasar pada tanggal penerbitan. 5. Tanggal (otorisasi) obligasi adalah tanggal paling awal obligasi dapat diterbitkan dan menunjukkan tanggal penerbitan yang direncanakan dari obligasi yang diterbitkan (1 Januari 2010 untuk PT. Astra Graphia Tbk.) Dua karakteristik lainnya yang penting untuk penilaian bergantung pada factor factor pasar : 6. Suku bunga pasar (efektif, hasil) adalah suku bunga majemuk sebenarnya yang menyamakan harga penerbitan obligasi dengan nilai sekarang dari pembayaran bunga dan nilai nominal. Suku bunga ini tidak perlu sama dengan suku bunga yang ditetapkan. 7. Tanggal penerbitan obligasi adalah tanggal di mana obligasi benar-benar terjual kepada investor. Obligasi tersebut seringkali diterbitkan setelah tanggal otorisasi. I) C. Penetapan Nilai Utang Obligasi Obligasi dijual pada nilai nominalnya apabila suku bunga pasar (suku bunga efektif) dan yang ditetapkan (suku bunga kontrak) adalah sama. Dalam kasus ini, pembayaran bunga menghasilkan pengmbalian yang sama dengan suku bunga pasar untuk obligasi yang bedurasi dan berisiko sama. Akan tetapi, suku bunga ditetapkan dan pasar seringkali tidak sama. Jika suku bunga pasar (12%) misalnya, melebihi suku bunga ditetapkan (10%), maka harga obligasi PT. Astra Graphia Tbk. harus diturunkan di bawah nilai nominal guna memberikan investor pengembalian yang sama dengan suku bunga pasar. Investor tidak berharap untuk membayar nilai nominal $1.000 per obligasi (harga yang menghasilkan 10%) karena sekuritas hutang pesaing dengan tingkat yang sama menghasilkan 12%. Apabila suku bunga pasar (effective interest rate) melebihi suku bunga kontrak, maka obligasi dijual pada diskonto atau diskonto/disagio (dibawah nilai nominal). Namun apabila suku bunga ditetapkan melebihi suku bunga pasar, maka obligasi dijual pada premium atau agio (di atas nilai nominal). Obligasi yang ditawarkan dalam suku bunga kontrak di atas suku bunga pasar lebih menarik investor. Walaupun istilah premium dan diskonto tidak menyiratkan kualitas negative atau positif dari penerbitan obligasi. Hal ini hanya menguraikan penyesuaian harga jual untuk membuat tingkat hasil selaras dengan suku bunga pasar atau obligasi serupa. I) D. Akuntansi Untuk Utang Obligasi Guna meperagakan akuntansi untuk obligasi, beberapa kasus akan mengilustrasikan situasi pelaporang yang berbeda. Dalam situasi ini, obligasi diterbitkan pada tanggal obligasi dan pada awal tahun fiscal. Tiga suku bunga efektif yang berbeda. Informasi Umum : Obligasi diterbitkan pada tanggal obligasi, awal tahun fiskal. Pada tanggal 1 Januari 2008, Ridwan Company, menerbitkan surat hutang $100.000, 7%, tertanggal 1 Januari 2008, bunga akan dibayar setiap 31 desember. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012. Situasi A = suku bunga efektif = 7% Situasi B = suku bunga efektif = 6% Situasi C = suku bunga efektif = 8% Jawab: Situasi A : Obligasi dijual pada nilai nominal, suku bunga pasar dan ditetapkan 7% Harga = $100.000 (PV, 7%,5) + $100.000 (0,7) (PVA, 7%,5) $100.000 (0,71299) + $7.000 (4,10020) = $100.000 Ketika obligasi diterbitkan, penerbit mencatat nilai jatuh tempo obligasi dalam hutang obligasi, yaitu akun kewajiban jangka panjang. Dalam kasus ini, nilai jatuh tempo sama dengan jumlah yang dibayar oleh pemegang obligasi. Ridwan Company membuat ayat jurnal berikut selama masa obligasi : 1 Januari 2008 – Menerbitkan Obligasi: Kas 100.000 - Hutang obligasi - 100.000 31 Desember 2008 – 2012 – Pembayaran bunga: Beban Bunga 7.000 - Kas - 7.000 31 Desember 2012 – Jatuh tempo obligasi: Hutang Obligasi 100.000 - Kas - 100.000 Beban bunga untuk obligasi yang diterbitkan pada nilai nominal sama dengan jumlah pembayaran bunga. Nilai buku obligasi tetap $100.000 hingga jatuh tempo. Perubahan selanjutnya dalam suku bunga pasar diabaikan untuk tujuan ayat jurnal. Obligasi yang jatuh tempo segera dibatalkan guna mencegah penerbitan kembali. Situasi B : Obligasi dijual pada harga Premium, suku bunga pasar = 6% Harga = $100.000 (PV, 6%,5) + $100.000 (0,7) (PVA, 6%,5) $100.000 (0,74726) + $7.000 (4,21236) = $104.213 Obligasi dijual pada premium karena obligasi tersebut membayar suku bunga pokok yang melebihi tingkat hasil (yield rate) atas obligasi yang sama. Premium awal sebesr $4.213 dicatat dalam premium hutang obligasi, yaitu akun penilaian ajun yang menaikkan kewajiban obligasi bersih (akun ajun mempunyai pengaruh terbalik dengan akun kontra). Nilai sekarang (yang sama dengan nilai buku) pada tanggal penerbitan ($104.213) adalah jumlah yang, jika diinvestasikan oelh perusahaan penerbit pada suku bunga efektif, memenuhi semua pembayaran yang diwajibkan pada penerbitan obligasi tersebut, termasuk nilai nominal. Ayat jurnal jurnal yang dibuat untuk mencatat penerbitan ini : 1 Januari 2008 – Menerbitkan obligasi: Kas 104.213 Hutang Obligasi - 100.000 Premium hutang obligasi - 4.213 Total beban bunga sepanjang jangka waktu penerbitan obligasi sama dengan total pembayaran kas yang diwajibkan oleh obligasi (nilai nominal dan bunga) di kurangi harga penerbitan agregat. Total beban bunga tidak sama dengan total bunga kas apabila obligasi dijual pada premium atau diskonto, seperti yang ditunjukkan untuk Ridwan Company (situasi B): Nilai nominal $100.000 Total bunga kas 5 tahun 35.000 Ttl pembayaran kas yg diwjibkn obligasi $135.000 Harga penerbitan 104.213 Total b.bunga selama jw obligasi $ 30.787 Ridwan Company akan menerima $4.213 yang lebih besar dari nilai nominal pada saat penerbitan tetapi hanya akan membayar nilai nominal pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, suku bunga efektif lebih kecil dari suku bunga kontrak, dan total beban bunga untuk Ridwan Company sepanjang jangka waktu obligasi lebih kecil dari total bunga yang dibayarkan. Setelah penerbitan, premium atau diskonto sepenuhnya diamortisasi sepanjang jangka waktu obligasi sehingga nila buku bersih sama dengan nilai nominal pada saat jatuh tempo. Premium yang diamortisasi akan mengurang beban bunga periodik relative terhadap bunga yang dibayarkan, dan diskonto yang diamortisasi akan menaikkan beban bunga. Sementara kewajiban obligasi bersih sama dengan nilai nominal ditambah premium obligasi yang belum diamortisasi atau dikurangi diskonto obligasi yang belum diamortisasi. Metode Amortisasi Premium dan Diskonto Terdapat dua metode amortisasi premium dan diskonto obligasi: Metode Bunga dan Metode Garis Lurus. Ayat jurnal berikut menggambarkan penerapan dua metode tersebut terhadap obligasi Ridwan Company : Keterangan Metode Bunga Metode Garis Lurus 31 Desember 2008 Beban Bunga Premium hutang obligasi Kas $100.000(0,07) 6.253* 747 - - - 7.000 6.157 843** - - - 7.000 31 Desember 2009 Beban Bunga Premium hutang obligasi Kas $100.000(0,07) 6.208*** 792 - - - 7.000 6.157 843 - - - 7.000 * $104.213(0,06) ** $4.213/5 tahun *** ($104.213 - $747)(0,06) Tabel 1. Metode Amortisasi Premium & Diskonto obligasi Menurut metode bunga, obligasi diungkapkan dalam bagian kewajiban jangka panjang di neraca Ridwan Company per 31 desember 2009 sebagai berikut: Hutang obligasi $100.000 Premium hutang obligasi yang belum diamortisasi 2.674 Nilai buku bersih hutang obligasi $102.674 Beban bunga menurut metode bunga adalah produk dari suku bunga efektif (6 persen) dan saldo kewajiban bersih pada awal periode. Oleh karena itu beban bunga adalah beban bunga konstan dari nilai buku awal. Investor akan menerima kembali bagian dari investasi awal pada setiap pembayaran bunga. Tabel amortisasi seringkali disiapkan untuk mendukung ayat jural obligasi. Tabel tersebut memberikan semua data yang diperlukan untuk ayat jurnal sepanjang masa obligasi dan saldo kewajiban bersih pada akhir setiap tahun. (tabel amortisasi untuk metode bunga tersedia dilampiran pada bagian akhir makalah ini). Metode garis lurus adalah alternatif yang populer bagi metode bungayang mengamortisasi jumlah diskonto atau premi yang sama pada setiap periode bunga. Beban bunga sama dengan bunga kas yang dibayar dikurang premium yang diamortisasi atau ditambah diskonto yang diamortisasi. Metode ini menghasilkan jumlah dolar yang stabil untuk beban bunga setiap periode disbanding suku bunga konstan pada setiap periode. Metode garis lurus mengakui jumlah rata-rata setiap tahun ($6.175 =$30.787/5), sementara metode bunga mencerminkan perubahan saldo hutang. Metode garis lurus hanya diizinkan apabila beban bunga tidak berbeda secara material dalam kedua metode ( APB Opinion No. 21, par 15). Situasi C : Obligasi dijual pada diskonto, suku bunga pasar = 8%; akuntasi oleh penerbit dan investor Harga = $100.000 (PV1, 8%,5) + $100.000 (0,07)(PV A, 8%,5) = $100.000 (0,68058) + $7.000 (3,99271) = 96.007 Dalam kasus ini, obligasi Ridwan Company dijual pada diskonto karena suku bunga ditetapkan lebih kecil daripada tingkat hasil obligasi serupa. Diskonto dicatat dalam akun diskonto atas hutang obligasi, yaitu akun penilaian kewajiban kontra, yang dikurangkan dari hutang obligasi untuk menghasilkan kewajiban bersih pada nilai sekarang. Apabila kreditor bermaksud memiliki obligasi hingga jatuh tempo (seperti diasumsikan di sini), maka akuntansi kreditor sejajar dengan debitor, meskipun kreditor biasanya menggunakan metode bersih daripada melaporkan secara terpisah premi atau diskonto. Demikian pula, periode amortisasi untuk kreditor berlangsung dari tanggal pembelian hingga jatuh tempo, yang seringkali lebih pendek daripada periode amotisasi perusahaan penerbit. Ayat jurnal untuk dua tahun pertama setelah penjualan obligasi Ridwan Company disajikan berikut ini, bersama dengan tabel amortisasi (tersedia di lampiran bagian akhir makalah ini). Di sini hanya metode bunga yang diilustrasikan, meskipun metode garis lurus dapat digunakan oleh kedua perusahaan. Ridwan Company (Penerbit) STIE Company (Investor) 1 Januari 2008 – Menerbitkan Obligasi: Kas 96.007 - Diskonto ats hutang Oblg 3.993 - Hutang Oblg - 100.000 31 Desember 2008- Beban Bunga: Beban bunga 7.681* - Diskonto ats hutang Oblg - 681 Kas ($100.000x0,07) - 7.000 *7.681= $96.007(0,08) 31 Desember 2009 – Beban Bunga: Beban bunga 7.735* - Diskonto ats hutang Oblg - 735 Kas ($100.000x0,07) - 7.000 *7.735= ($96.007 + $681)(0,08) Investasi Oblg 96.007 - Kas - 96.007 Kas 7.000 Investasi Oblg 681 Pendapatan bunga 7.681 Kas 7.000 - Investasi Oblg 735 - Pendapatan bunga - 7.735 Diskonto awal sebesar $3.993 adalah jumlah yang melebihi total harga obligasi yang harus dibayar penerbit kepada investor pada saat jatuh tempo. Oleh karenanya, diskonto itu merupakan bunga tambahan pada pembayaran bunga kas yang diwajibkan sepanjang jangka waktu obligasi. Bagian dari diskonto itu diakui (diamortisasi) setaip periode, yang menyebabkan baik beban bunga maupun kewajiban obligasi bersih yang meningkat. Pada saat diamortisasi penuh, akun kewajiban obligasi bersih dan investasi obligasi meningkat menjadi $100.000, yaiut jumlah jatuh tempo. Total beban bunga sepanjang jangka waktu obligasi adalah $38.993, yaitu jumlah pembayaran bunga kas ($35.000) dan diskonto obligasi ($3.993) I) E. Masalah Tambahan Dalam Akuntansi Untuk Obligasi a. Biaya penerbitan obligasi Biaya penerbitan obligasi mencakup biaya hokum, akuntansi, penjaminan, komisi, penulisan, pencetakan, pendaftaran (registrasi), dan promosi. Biaya-biaya ini dibayar oleh penerbit dan mengurangi hasil bersih dari penerbitan obligasi, jadi menaikkan suku bunga efektif bagi penerbit. Biaya penerbitan obligasi diklasifikasikan sebagai beban yang ditangguhkan (aktiva jangka panjang), dan bukan sebagai pengurang premium atau penambah diskonto (APB Opinion No.21). b. Penerbitan Obligasi Diantara Tanggal Bunga Dalam contoh-contoh sebelumnya, obligasi diterbitkan pada tanggal bunga, yaitu suatu skedul yang kita pilih untuk menekankan prinsip-prinsip akuntansi. Namun obligasi biasanya tidak diterbitkan pada tanggal bunga dan pembayaran bunga semesteran adalah lebih umum. Disini timbul dua masalah baru: akuntansi untuk bunga akrual dari tanggal pembayaran bunga paling terakhir dan perhitungan harga penerbitan. I) F. Sekuritas Hutang Dengan Hak-hak Ekuitas Perusahaan menerbitkan sekuritas hutang yang mencakup hak-hak memperoleh modal saham. Hak-hak ini meningkatkan daya pemasaran dan memperbaiki persyaratan bagi penerbit. Investor menerima hak potensial untuk menjadi pemegang saham dan berpartisipasi dalam apresiasi harga saham sebagai tambahan atas pembayaran pokok bunga. Dua contoh umum dari jenis sekuritas campuran ini adalah obligasi nonkonvertibel dengan jaminan saham yang dapat dipisahkan dan obligasi konvertibel dalam modal saham. a. Obligasi Dengan jaminan Pembelian Saham yang dapat di pisahkan Jaminan saham (stock warrant ) memberikan opsi untuk membeli dari penerbit sejumlah tertentu saham biasa pada harga per saham yang ditetapkan, dalam periode waktu yang ditetapkan (periode penerbitan). Jaminan ini berharga karena memungkinkan pemeganya membeli saham lebih kecil dari nilai pasar jika nilai pasar meningkat diatas harga kontrak. Kerena itu, jaminan umumnya meningkatkan harga obligasi. b. Obligasi Konvertibel Obligasi konvertibel dapat dipertukarkan dengan modal saham (biasanya saham biasa) penerbit menurut opsi investor. Biasanya, obligasi konvertibel dapat juga di tarik kembali pada harga penebusan atau harga pembelian yang ditentukan, yaitu harga menurut opsi penerbit. Jika suatu obligasi ditarik, pemeganya bisa mengkonversi obligasi itu atau menerima harga penarikan. Obligasi konvertibel seringkali seringkali dapat dipasarkan dengan suku bunga yang lebih rendah daripada obligasi konvensional karena investor menetapkan suatu nilai atas hak istimewa konversi. International Paper Company mengungkapkan catatan kaki berikut tentang obligsi kovertibel dalam laporan tahunan 1993-nya: Surat hutang subordinasi konvertibel 53/4% dapat di- pertukarkan dengan saham biasa Perusahaan pada harga konversi $68,50 per saham. Harga konversi adalah jumlah nilai nominal yang dipertukarkan untuk setiap lembar saham. Untuk obligasi konvertibel International Paper Company, setiap obligasi dapat dikonversi menjadi kira-kira 14,6 lembar saham (nilai nominal $1.000 per obligasi dibagi dengan harga konversi $68,50). Obligasi konvertibel bagi penerbit memiliki keunggulan karena beberapa alasan:  Prospek untuk meningkatkan modal hutang seringkali meningkat.  Obligasi itu seringkali membayar suku bunga yang lebih rendah daripada obligasi nonkonvertibel  Jika obligasi itu dikonversi, maka nilai nominalnya tidak pernah dibayar.  Lebih sedikit lembar saham yang bisa diterbitkan dalam konversi daripada penjualan saham secara langsung.  Opsi penarikan melindungi penerbit dari kewajiban untuk menerbitkan saham dengan nilai agregat melebihi penarikan. Akan tetapi, obligasi konvertibel juga mempunyai kelemahan. Jika harga saham meningkat, perusahaan penerbit akan melepaskan kemungkinan hasil yang lebih tinggi dari penjualan saham secara langsung. Dalam kasus obligasi, perusahaan sebaliknya, harus terus membayar hutang. I) G. Obligasi Kupon Nihil (Zero Coupon Bonds) Beberapa perusahaan menerbitkan obligasi yang hanya memberikan pembayaran nilai nominal pada tanggal jatuh tempo. Obligasi semacam ini disebut obligasi kupon nihil. Oleh karena obligasi tersebut tidak memberikan pembayaran bunga, maka obligasi tersebut dijual pada harga diskon yang lebih besar. Sebagai contoh, obligasi kupon nihil yang diterbitkan oleh Bank Danamon dan jatuh tempo pada tahun 2012 dijual seharga 100,65. Harga penerbitan obligasi kupon nihil merupakan nilai kini dari nilai nominalnya. Sebagai contoh, jika suku bunga pasar adalah 13%, nilai kini dari obligasi kupon nihil berjangka waktu 5 tahun sebesar Rp. 100.000.000 dihitung sebagai berikut: Nilai kini dari nilai nominal yang jatuh tempo dalam 5 tahun, dengan bunga majemuk 13% pertahun yang dihitung persemester: Rp. 100.000.000 x 0,53273 (nilai kini dari Rp.1 untuk 10 periode dengan bunga 61/2%) = Rp. 53.273.000 Penerapan akuntansi untuk obligasi kupon nihil serupa dengan obligasi dengan bunga yang dujual pada harga diskon. Diskon amortisasi sebagai beban bunga selama jangka waktu obligasi. Ayat jurnal untuk mencatat penerbitan obligasi adalah sebagai berikut: 2009 Jan. 1 Kas 53,273,000 - Diskonto atas Hutang Obligasi 46,727,000 - Hutang Obligasi - 100,000,000 (menerbitkan obligasi kupon nihil sebesar Rp. 100,000,000) I) H. Pelunasan Hutang Pelunasan biasanya menggunakan hasil instrument hutang jangka panjang untuk seluruh jangka waktu hutang. Pada saat jatuh tempo semua diskonto atau premium diamortisasi secara penuh; keuntungan dan kerugian tidak diakui pada peluanasn normal. Namun perusahaan dapat melunasi hutang sebelum jatuh tempo. Akuntansi untuk peluansan hutang mencakup: - Pemutakhiran beban bunga, diskonto atau premium, dan biaya penerbitan yang berkaitan sampai tanggal penarika. - Penghilangan akun kewajiban - Pencatatan transfer kas, sumber daya lain, atau sekuritas hutang. - Pencatan keuntungan atau kerugian luar biasa. Pengungkapan yang diwajibkan untuk keuntungan dan kerugian luar biasa dari pelunasan mencakup (SFAS No. 4, par. 9) - Suatu penjelasan transaksi, mencakup saran yang digunakan untuk pelunasan. - Pengaruh pajak penghasilan atas keuntungan atau kerugian. - Jumlah per saham dari keuntungan atau kerugian bersih agregat dari pengaruh pajak yang berkaitan. II. WESEL JANGKA PANJANG Wesel adalah suatu dokumen formal yang menetapkan syarat-syarat hutang. Wesel jangka panjang seringkali digunakan untuk akuisisi aktiva tertentu, sedangkan obligasi lebih tepat digunakan untuk menambah jumah modal yang besar demi tujuan umum. Wesel biasanya membpunyai jatuh tempo yang lebih pendek daripada obligasi dan tidak diperdagangkan di bursa yang terorganisasi. Tekhnik nilai sekarang digunakan untuk menilai dan mengakui bunga wesel jangka panjang. Contoh soal untuk wesel jangka panjang, ( suku bunga kontrak dan suku bunga pasar berbeda) sebagai berikut: Ridwan Company membeli barang per 1 Januari 2009, dan menerbitkan wesel $10.000, jangka waktu dua tahun dengan suku bunga kontrak 3%. Bunga dibayar setiap tanggal 31 Desember, dan seluruh pokok harus dibayar pada 31 Desember 2010. Barang dagangan itu tidak mempunyai nilai pasar segera. Suku bunga pasar yang tepat untuk wesel ini adalah 8%. Sementarai nilai kini wesel dan nilai tercatatnya dihitung sebagai berikut: Nilai kini jumlah yang jatuh tempo $10.000 (PV 1, 8%,2) = $10.000(0,85734)= $8.573 Nilai sekarang pembayaran bunga nominal $10.000(0,03)(VA, 8%,2) = $300(1,78326) = 535 Nilai kini wesel 8% $9.108 Nilai kini wesel lebih kecil daripada nilai nominalnya karena wesel itu membayar bunga yang lebih kecil daripada yang tersedia di tempat lain di pasar. Karenanya, nilai nominal yang lebih tinggi harus dibayarkan untuk mengkompensasi penjual karena suku bunga yang lebih rendah. Perbedaan nilai nominal dan nilai sekarang( $892) menyatakan diskonto atas wesel, atau bunga selain pembayaran kas 3%. Akuntansinya sama dengan obligasi yang diterbitkan pada diskonto (asumsikan metode bunga). 2010 Jan 1 Persediaan 9.108 - Diskonto Pd wesel jangka panjang - 892 Hutang jangka panjang - 10.000 (Menerbitkan Wesel (metode kotor)) 2010 Des 31 Beban Bunga 729 - Diskonto atas hutang jangka panjang - 429 Kas - 300 (Pembayaran Bunga) Metode gari lurus dapat diterima jika hasilnya tidak berbeda secara material dengan metode bunga. Menurut metode garis lurus, Ridwan Company mengamortisasi $446 ($892/2) dari diskonto itu dan mengakui beban bunga $746 ($360 +$466) pada setiap periode. Ayat jurnal tersisa menurut metode bunga untuk Ridwan Company adalah sebagai berikut: 2011 Des 31 Beban bunga 763 - Diskonto pd wesel bayar jangka pjg. - 463 Kas - 300 (Pembayaran Bunga) 31 Wesel bayar jangka panjang 10.000 - Kas - 10.000 BAB III PENUTUP III. 1. Kesimpulan Utang jangka panjang merupakan adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 tahun) dihitung dari tanggal pembuatan neraca. Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Jenis-jenis Hutang jangka panjang meliputi : Hutang Obligasi, Hutang Hipotek dan Hutang Wesel jangka panjang. Hutang hipotek dan hutang wesel jangka panjang relatif sedikit cakupannya jika dibandingkan dengan Hutang obligasi. Obligasi mengandung berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada akuntansinya sehingga cakupannya sangat luas. DAFTAR PUSTAKA James M. Reeve, Carl S. Warren, Jonathan E.D, ErsaTri Wahyuni, Gatot Soeprianto, Amir Abadi Jusuf, Chaerul D. Djakman :Pengantar Akuntansi Adaptasi indonesia jilid 2 . Jakarta, Salemba Empat 2010 . 2013, Akuntansi Hutang Jangka Panjang - ILMU PERHOTELAN. Artikel, http://www.tasikhotel.com/2013/06/akuntansi-hutang-jangka- panjang.html. Diakses 12 Desember 2013. Badri, Zulidamel. 2009. Hutang Jangka Panjang |. Artikel, http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/. Diakses 12 Desember 2013.

Rabu, 12 Desember 2012

himaspa STIE PANCA BHAKTI PALU

Himpunan mahasiswa pecinta Akuntansi STIE panca bhakti Palu (HIMASPA) merupakan suatu himpunan kampus.